Archive for October, 2011

It is really never-ending… ;)

Posted: October 18, 2011 in Shout of Soul

jika ada kata lain di atas “syukur”, maka itu akan saya gunakan untuk mendeskripsi hidup saya saat ini.

ini semua terasa begitu membeludak! It’s like never-ending. and yes, it is.. it is really never-ending. I feel like overwhelmed! saya tidak tahu mana dulu yang harus dipikirkan. kepala ini penuh dengan hal-hal yang harus diselesaikan. menyusun ini, merancang itu, melaksanakan ini, bertemu dia, berdiskusi dengan mereka, dan seterusnya. dan di saat kawan-kawan saya berkutat setiap hari di depan laptop dengan hamparan referensi skripsi, di saat itulah saya bahkan tidak (punya cukup waktu) memikirkan kuliah saya. dan ini bahkan belum apa-apa. sempat terbayang jangan-jangan saya harus menunda KKN.. lagi?!

jika senang itu diartikan kita tertawa, maka saya sedang tidak senang.
jika bahagia itu diartikan kita begitu lega, maka saya sedang tidak bahagia.
jika muda itu bersenang-senang dengan teman, maka saya bukanlah pemuda.
jika lapang itu tidak ada beban, maka saya sedang tidak lapang.

namun kenyataannya? saya merasa begitu hidup! dan sekali lagi… “jika ada kata lain di atas syukur, maka itu akan saya gunakan untuk mendeskripsi hidup saya saat ini…”

saya menemukan definisi lain dari senang, bahagia, bersenang-senang, menjadi muda, dan tidak ada beban. mereka yang mengajari saya. dan sungguh… hanya iman-lah yang mempertautkan kami semua. merekalah keluarga baru saya. yang ikatannya bahkan melampaui hubungan saudara sedarah. mereka bukan orang-orang langitan yang sempurna. tapi bersama mereka saya belajar, memanifestasi cinta kepada Allah.

hentikan retorikamu! mana amalmu?!
tinggalkan jabatanmu! mana aksimu?!
ingatlah masa mudamu! mana karyamu?!

orang bisa saja mendefinsi sukses itu dengan pergi ke luar negeri, mendapat IP tinggi, lulus cepat, dan sebagainya. namun tak saya temui definisi-definisi itu dalam benak mereka. mereka bukan tidak menyertakan itu dalam definisinya, namun bagi mereka, definisi macam itu hanya derivasi dari sebuah kesuksesan akhirat.

“mbak boleh tidak tahun depan saya jalan-jalan?” seorang adik kelas saya suatu sore meng-sms saya demikian. orang yang punya IP 4 sempurna itu banyak. namun orang ini tidak hanya ber-IP 4 di mata manusia. paling tidak saya tahu bagaimana ia juga berusaha ber-IP 4 di mata Allah. saya yakin akan teramat mudah baginya, biidznillah, jika ingin jalan-jalan (baca: studi ke luar negeri). jaringan dia punya, akademis dia punya, apa lagi? dan saya tahu bagaimana ia ingin semakin berkontribusi lebih dengan memetakan dirinya menjadi dosen(amiin). pernah belajar di luar negeri bisa jadi akan membantunya memuluskan langkah.
dan adik saya ini bahkan merasa harus minta ijin pada saya untuk ke sana. setelah berdiskusi ke sana kemari, dengan mantap ia putuskan, “mbak, saya tidak akan ke luar negeri selama S1…” dalam lebihnya, ia tetap berkarya.
“perjungan ini terlalu indah untuk dilewatkan…”

saya terduduk di rumah seorang ustadzah, menunggunya. sore ini beliau harus mengisi kajian di sebuah masjid. sambil menunggunya, saya mengamati beliau. tampak bahwa beliau baru pulang dari bekerja, sibuk mencari kitab hadits yang akan beliau bawa. bagi sebagian yang lain, saat pulang kerja dan santai di rumah mungkin akan dinanti untuk segera beristirahat. namun tampaknya ini tidak berlaku bagi bunda ini. apakah bunda ini tidak lelah? saya hampir tidak bisa membayangkan diri saya beberapa tahun lagi, saat saya dalam usia beliau.. demi Allah, apakah saya sanggup tetap beristiqomah? Dalam lelahnya, ia tetap bergerak.
“perjuangan ini terlalu mahal untuk dilewatkan…”

saya mengamatinya dan sering mendapatinya hanya terdiam lemas. energinya tidak banyak keluar. ia tertawa saat yang lain tertawa. namun pandangan pucatnya tidak bisa membohongi saya. dia sedang sakit. dia baru saja dioperasi, dan saya hampir yakin bahwa ada yang tidak beres dengan operasinya. saat saya meng-smsnya meminta bantuan, ia kerap hanya menjawab, “afwan ukh, sedang di kos, tidak bisa kemana-mana…” namun jika saya ditanya siapa sahabat perjuangan saya saat ini, maka namanya akan saya sebut. prestasi amanahnya luar biasa, mungkin sedikit berbanding terbalik dengan akademisnya, tapi siapa peduli kata manusia? apa yang tidak mungkin jika Allah sudah berkehendak? Dan dalam sakitnya, ia tetap tangguh.
“perjuangan ini terlalu berharga untuk dilewatkan…”

bahasa-bahasa kami hanya dimengerti oleh sesama kami. definisi-definisi kami mungkin terasa tidak masuk akal bagi kebanyakan manusia. idealis, utopis, bias-optmistik mungkin. tapi kami bahkan tidak peduli kata orang. karena kami punya definisi tersendiri. 🙂

walau tertatih kaki ini berjalan, jiwa merindu syahid tak akan tergoyahkan…